36 Karya Ilmiah Ngantri, Bukti Nyata Jurnal Bappeda Mulai Dilirik Para Peneliti

Penulis :
Kanal : Berita, Kepulauan Riau, Tanjungpinang286 Dilihat

Jurnalutama.com (Tanjungpinang) – Dalam rangka Penerbitan Publikasi Ilmiah, Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Barenlitbang) Provinsi Kepulauan Riau melaksanakan kegiatan Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Kelitbangan, di ruang rapat Bappeda Kepri, Dompak – Tanjungpinang, Selasa (24/10/23).

Dalam kegiatan tersebut menghadirkan sejumlah narasumber yaitu Mohd. Ilham A Hamudy dan Saidi Rifky dari Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri, Dr. Oksep Adhayanto, S.H, M.H, Dr. Bismar Arianto, S.Sos, M.Si, dan Dr. Eki Darmawan, S.Sos, M.I.P dari Universitas Maritim Raja Ali Haji, Dr. Herie Saksono, M.Si dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta Dr. Agus Muslim, S.St., M.Stat dari BPS Provinsi Kepulauan Riau.

Kepala Bappeda Kepri Misni, dalam penyampaian kegiatan penguatan kapasitas SDM Kelitbangan, Selasa (25/10).
Kepala Bappeda Kepri Misni, dalam penyampaian kegiatan penguatan kapasitas SDM Kelitbangan, Selasa (25/10).

Dalam sambutannya Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kepulauan Riau (Kepri) Misni, S.K.M., M.Si mengapresiasi kerja keras Tim Jurnal Archipelago besutan Kabid Litbang Raymond Rayendra Elven, S.Si, M.A., M.S.E.

“Berkat kegigihan kawan-kawan, Jurnal kita sudah masuk terbitan ke 3, bahkan edisi Desember nanti sudah ngantri 36 tulisan ilmiah, nanti akan kita review dan tampilkan 10 yang terbaik, kita tak menyangka respon masyarakat khususnya para peneliti, akademisi, dan praktisi begitu besar terhadap Jurnal Archipelago. Saya yakin dan percaya, usaha tak akan mengkhianati hasil, ” ujar Misni.

Menurut Misni, SDM Kelitbangan baik dari segi jumlah maupun kualitas mesti ditingkatkan mengingat Litbang merupakan kunci dari perencanaan.

“Peneliti, Analis Kebijakan, dan Perencana itu setali tiga uang. Tanpa dukungan penelitian dan analisis kebijakan maka perencanaan yang kita rancang tidak akan maksimal. Masih Banyak potensi kepri yang belum dikaji, sehingga diperlukan tulisan yang sifatnya tematik dan spesifik oleh para penulis handal Kepri untuk menjadi masukan bagi pemerintah daerah”, ungkapnya.

Misni juga berharap Jurnal ini masuk dalam Dalam Dokumen Perencanaan, kemudian ditindak lanjuti oleh OPD sehingga bisa mendapat point.

“Bila tidak masuk Dokren dan tidak ditindaklanjuti oleh OPD maka tulisan dan karya-karya ilmiah ini menjadi tidak berarti, dan Jurnal Archipelago akan kehilangan nilai jualnya baik dimata penulis, maupun pemerintah daerah, ” pungkasnya.

(Ratih)

Komentar