Jurnalutama.com (Jabar) – Dalam sepekan ini, kasus Limbah B3 yang dikeluarkan oleh PT. Sinar Continental Cimahi telah menjadi perbincangan dimana-mana, pasalnya hal tersebut adalah kejadian berulang yang pernah terjadi dimasa lampau, dengan permasalahan yang sama, dan para tokoh yang sama pula. Selasa (01/11/23)
Sungguh miris, kemana pihak Aparat Penegak Hukum (APH) di wilayah tersebut, suatu hal yang tidak mungkin ketika mereka tidak mengetahuinya, atau ada main mata diantara mereka, sehingga setiap kali perusahaan tersebut tersandung masalah, tak sedikitpun terkena sanksi, apalagi delik (aduan) hukum.
Ternyata hal itu bisa terjadi dikarenakan adanya campur tangan orang perusahaan yang ingin menguasai beberapa aset perusahaan, terlepas bersama siapa ia menjalankannya, yang jelas hal itu terjadi sedari dulu.
Sebut saja Muhammad Yunus, ia adalah seorang Karyawan di PT. Sinar Continental Cimahi yang keberadaanya telah ada semenjak perusahaan berdiri. Yunus yang kini menjadi kepala divisi HRD atau Personalia, juga sekaligus merangkap jabatan sebagai bagian legal, sehingga wajar saja Yunus menguasai setiap sudut perusahaan yang dapat “dikondisikan” dan dijadikan uang.
Hal tersebut telah dibenarkan oleh M. Yusuf Sugara, Bendahara sekaligus juru bicara Lembaga Gerakan Masyarakat Pecinta Lingkungan (GMPL), yang tau seluk beluk perusahaan dari A sampai Z. Yusuf menjelaskan (sebagai narasumber awak media) bahwa memang benar adanya Yunus memperkaya diri sendiri, bahkan infonya Yunus sampai memiliki perusahaan sendiri selain bekerja di PT.Sinar Continental.
Bagaimana tidak, logikanya, Yunus yang “hanya” merupakan seorang HRD pabrik bisa mencalonkan diri sebagai Bacaleg DPRD Dapil 4 kota Cimahi dari salah satu Parpol. Dan sudah menjadi rahasia umum, seorang Bacaleg SUDAH PASTI harus memiliki “celengan” yang banyak untuk maju ke kursi DPR-D.
Bukan sebuah opini, melainkan fakta mengungkapkan ada dugaan kuat dana sosialisasi dan penunjang Yunus maju menjadi Bacaleg adalah salah satunya dari “bisnis ilegal” mengeruk limbah B3 buangan pabrik.. Yups, jika mau dirincikan, kiri-kanan tentunya uang masuk ke saku tuan Yunus, SH.
Narasi ini sekaligus ingin membuka mata rakyat, di perusahaan yang notabene ruang lingkupnya kecil saja Yunus bisa mencari-cari celah untuk memanfaatkan peluang yang ada meraup keuntungan pribadi, apalagi nanti seandainya dia terpilih menjadi anggota DPRD, yang mana memiliki wewenang yang cukup besar, kira-kira apa yang bakal dia lakukan?
Awak media merupakan sosial kontrol yang harus bersikap netral serta tidak ada tendensi pribadi dengan yang bersangkutan Yunus, namun jika hal ini terjadi “didepan mata” dan memiliki bukti yang kuat dari narasumber, tak ada pilihan lain selain “menulis” narasi pemberitaan sesuai data dan fakta yang ada.
(Redaksi)
Komentar